Senin, 09 Januari 2012

No Mind "Mushin"

Mushin (無心; Japanese mushin; English translation "without mind") is a mental state into which very highly trained martial artists are said to enter during combat. They also practice this mental state during everyday activities. The term is shortened from mushin no shin (無心の心), a Zen expression meaning the mind without mind and is also referred to as the state of "no-mindness". That is, a mind not fixed or occupied by thought or emotion and thus open to everything. For the origin of the mushin concept, see Muga-mushin. It is somewhat analogous to flow experienced by artists deeply in a creative process.
Mushin is achieved when a person's mind is free from thoughts of anger, fear, or ego during combat or everyday life. There is an absence of discursive thought and judgment, so the person is totally free to act and react towards an opponent without hesitation and without disturbance from such thoughts. At this point, a person relies not on what they think should be the next move, but what is their trained natural reaction or what is felt intuitively. It is not a state of relaxed, near-sleepfulness, however. The mind could be said to be working at a very high speed, but with no intentions, plans or direction. In analogy a clear mind is compared to a still pond, which is able to clearly reflect the moon and trees. But just as waves in the pond will distort the picture of reality, so will the thoughts we hold onto disrupt the true perception of reality.
A martial artist would likely have to train for many years to be capable of maintained mushin. This allows time for combinations of movements and exchanges of techniques to be practised repetitively many thousands of times, until they can be performed spontaneously, without conscious thought, thus changing your natural reactions to be more effective in combat or whatever else you may be doing. If he is capable of truly listening to his teacher, however, he could attain this level in only a few years.
Some masters believe that mushin is the state where a person finally understands the uselessness of techniques and becomes truly free to move. In fact, that person will no longer even consider themselves as "fighters" but merely living beings moving through space.
The legendary Zen master Takuan Sōhō said :
The mind must always be in the state of 'flowing,' for when it stops anywhere that means the flow is interrupted and it is this interruption that is injurious to the well-being of the mind. In the case of the swordsman, it means death. When the swordsman stands against his opponent, he is not to think of the opponent, nor of himself, nor of his enemy's sword movements. He just stands there with his sword which, forgetful of all technique, is ready only to follow the dictates of the subconscious. The man has effaced himself as the wielder of the sword. When he strikes, it is not the man but the sword in the hand of the man's subconscious that strikes.
However, mushin is not just a state of mind that can be achieved during combat. Many martial artists, particularly those practising Japanese martial arts such as karate or iaijutsu, train to achieve this state of mind during kata so that a flawless execution of moves is accomplished — that they may be achieved during combat or at any other time. Once mushin is attained through the practicing or studying of martial arts (although it can be accomplished through other arts or practices that refine the mind and body), the objective is to then attain this same level of complete awareness in other aspects of the practitioner's life.
Mushin is very closely related to another state of mind known as heijoshin, wherein a complete balance and harmony is attained in one's life through mental discipline. Musashi Miyamoto, the great swordsman, alluded to these mental states briefly, and his conversations with Jotaro were often repeated in Japanese folklore as lessons to be learned for the practice of one's life. Mushin and heijoshin are closely related to the teachings of Buddhism, specifically Zen teachings, and indeed the more mental aspects and attributes draw heavily from these philosophies.

Senin, 17 Oktober 2011

Belajar Dari MIYAMOTO MUSASHI : Kesadaran, Intuisi, Kemampuan Observasi dan Perhatian Penuh

Pertanyaan Miyamoto Musashi Tentang JALAN-ZEN : Seberapa Tangguh Ujung Pedangmu, Ujung Kuasmu, Ujung Kata-katamu?

Prolog

Seorang murid bertanya ”Apa itu Kehidupan Sejati? Dalam kebisuan guru Zen yang bijak menulis kata ”perhatian” di pasir. Pasti ada jalan yang lain, kata muridnya. Ya, ada jawab guru itu dan ia lagi-lagi menulis kata ”perhatian” di pasir. Tapi bukankah ada yang lain? Tanya si murid. Guru itu terdiam sejenak sebelum sekali lagi menulis kata ”perhatian”. Kini di pasir tertulis pesan ”Perhatian. Perhatian. Perhatian” (adaptasi dari tiger heart, tiger mind)



Jalan Pedang Musashi
Musashi ”The Lone Samurai” (begitu William Scott Wilson Penulis Biografi Musashi menjulukinya) yang hidup antara tahun 1584-1645 telah mengalami dan memenangkan 60 kali duel dan terlibat dalam 6 kali pertempuran dalam perang besar antara umur tiga belas sampai dua pulau sembilan tahun. Selain maestro pedang, Musashi juga seorang seniman maestro serba bisa (paling menonjol sebagai pelukis terkemuka). Bagi banyak orang Jepang, Jalan Musashi adalah teladan kisah manusia sejati atau pencarian manusia akan jalan yang benar dan ganjaran yang akhirnya diperoleh dari jalan tersebut.

Popularitas Musashi memang luar biasa. Novel Musashi yang ditulis Eiji Yoshikawa di Jepang saja terjual di angka 120 juta. Ini mengejutkan karena penduduk Jepang saja hanya berjumlah 110 juta orang. Bisa jadi buku ini dan Musashi telah turut membentuk watak Jepang Modern (JB Kristanto dalam pengantar novel Musashi). Novel Musashi yang pernah dimuat di harian Kompas sebagai cerbung dan kemudian diterbitkan Gramedia adalah versi ringkas dari naskah aslinya dengan tebal 26.000 halaman.

Musashi mengasah kekuatan observasi dan intuisi melalui disiplin yang luar biasa– yang ia junjung tinggi jauh melebihi teknik- sampai ketingkat yang luar biasa.

Meskipun ia menghormati pedang, ia tidak terpaku pada kegunaannya dan dengan senang hati menggunakan apapun yang bisa diraih ketika berhadapan dengan lawan. Ia mendorong murid-muridnya untuk tidak terobsesi apapun atau mengandalkan apapun, termasuk pedang yang justru merupakan roh samurai.

Dalam gayaku pedang tidak mengenal pintu masuk atau kerahasiaan dan tidak mengenal adanya kuda-kuda terbaik. Yang penting hanyalah mengamati keutamaannya dengan pikiran. Itulah esensi seni bela diri.


Kekuatan Observasi
Musashi :
Dalam menggunakan mata, lakukanlah dengan cara luas dan menyeluruh. Ada pengamatan dan ada penglihatan. Mata pengamatan itu kuat. Mata penglihatan itu lemah. Melihat yang jauh sebagai dekat, dan yang dekat sebagai jauh, adalah sangat mendasar dari seni bela diri. Mengenali pedang lawanmu, tetapi tanpa melihatnya sama sekali, adalah sangat penting dalam seni bela diri.

Takuan :
Ketika menghadapi sebatang pohon, jika kau mengamati salah satu daunnya yang merah, kau tidak akan melihat semua daun yang lain. Ketika mata tidak diarahkan pada selembar daun manapun, dan kau menghadapi pohon itu tanpa memikirkan apa pun dalam benakmu, berapa pun jumlah daun akan terlihat dimatamu tanpa batas. Tetapi jika selembar daun menguasai mata, maka seakan-akan pohon tidak ada.

Sebuah video yang dikembangkan Universitas Illinois untuk memperlihatkan kemampuan otak, menayangkan enam orang berpakaian kaos. Tiga orang mengenakan kaus putih dan tiga lainnya kaus hitam. Masing-masing tim yang terdiri atas tiga orang itu memegang bola basket. Sebelum memutar video itu instruktur menceritakan kepada audiens bahwa ini adalah tes kemampuan mereka untuk berfokus dan memperhatikan arah. Tugas mereka adalah menghitung berpa kali tim berkaus putih saling melempar bola di antara para anggotanya. Baru setelah itu ditayangkan video berdurasi 45 menit itu. Setelah itu ketika ditanyakan beberapa menghitung 15. Lebih banyak yang menghitung 16 dan yang terbanyak menghitung 17. Ternyata yang benar adalah 18. Namun bukan itu yang benar-benar penting. Oleh karena 95 persen audiens benar-benar tidak melihat kejadian luar biasa janggal dalam tayangan video tersebut, instruktur memutar untuk kedua kalinya. Kali ini, instruktur meminta audiense untuk tidak menghitung, cukup menonton saja. Kira-kira separo jalan penanyangan, penonton tercengang ketika gorila besar berbulu (sebenarnya manusia berkostum gorilla) berjalan lurus melintas lapangan basket, memukul-mukul dadanya, lalu pergi. Kurang dari 5 persen penonton yang melihat kejadian itu pada kesempatan pertama. Kenyataanya mayoritas penonton tidak percaya saat instruktur menayangkan video untuk kedua kalinya. Ini merupakan ilustrasi menarik tentang kekuatan dan bahaya fokus.

Kau mesti menyelidiki hal ini dengan seksama – ungkapan yang paling sering disebut Musashi dalam kitabnya Kitab Lima Lingkaran

Dalam lukisan Zen, segala sesuatu yang tidak penting dibuang dan setiap sapuan kuas yang tak boleh diulang digerakkan dengan intensitas dan energi yang berdisiplin dari sang seniman.

Tujuan taman menjadi suatu katalisator untuk meditasi dan kontemplasi. Fenomena alami mulai dianggap sarat dengan makna yang lebih mendalam tentang alam semesta. Rancangan taman kemudian cenderung sibuk mengetengahkan esensi bukan memamerkan alam dalam segala kekayaannya. Terdapat kapasitas kuat untuk menyuling unsur-unsur alam sampai ke yang paling abstrak dan esensial. Penekanannya sering diberikan kepada ruang atau kehampaan bukan pada aneka dedaunan. Dengan demikian untuk sampai kesana, perancang taman haruslah orang yang memahami konsep-konsep Budha yang terlibat di dalamnya, serta mengenal betul pernik-pernik alam.

Kekuatan Intuisi

Aku tidak dikalahkan oleh musuh karena aku tidak menggubris nyawaku sendiri. Aku hanya masuk dan menyerang.

Dalam buku Lima Lingkaran disebutkan dengan Buku Air, Musashi membeberkan betapa air adalah sumber inspirasi untuk mencapi kemenangan. Fleksibel, bebas dan terbuka serta akal budi berlabuh senantiasa di pusat; tenang tetapi tetap siaga; relaks namun tidak melantur. Sikap itu dipertahankan dalam situasi apapun. Sewaktu bertemu lawan atau kawan.

Air tidak mengalah dan tidak mengalahkan, namun kalau dia terlalu dipojokkan, secara alami dia dapat menjadi sangat berbahaya. Diluar dugaan, tanpa perhitungan, air dapat berubah menjadi gelombang tsunami yang bergelora, yang maha dasyat, yang meluluh lantakan semua, tanpa dia dapat dilawan ataupun dibendung. (Indra Gunawan)

Teori tidak mungkin melengkapi pikiran dengan rumusan untuk memecahkan masalah, juga tidak mungkin menandai jalan sempit di mana terdapat solusi tunggal dengan merencanakan batasan prinsip di kedus sisinya. Akan tetapi mungkin teori memberi pikiran wawasan tentang fenomena dan hubungan-hubungannya, sehingga membebaskan pikiran untuk naik kedunia tindakan yang lebih tinggi. Di sana pikiran dapat menggunakan seluruh talenta hakikinya hingga kapasitas penuh, untuk merebut apa yang benar dan tepat seolah-olah hal itu merupakan respon terhadap tantangan di depan mata dan bukan produk suatu pemikiran.
On War, Carl Von Clausewitz, 1780-1831

Ketika kita bertempur, kita tidak membawa serta buku apa pun
Mao Tse-Tung, 1893-1976



Siapapun sanggup merencanakan operasi militer, namun tidak banyak yang sanggup berperang, sebab hanya jenius militer sejati yang sanggup menangani perkembangan dan keadaan. Napoleon Bonaparte, 1769-1821

Pahami ajaran abadi seputar inspirasi dan penyerapan yang disampaikan para pelukis Cina kepada siswa pemula ”Meditasikan bambu sampai kalian menjadi bambu itu sendiri, kemudian warnai diri kalian sendiri”. Dengan memasuki obyek yang akan mereka lukis hingga titik keduanya melebur, maka kehidupan batin dan keindahan estetik dari obyek lukisan akan terekspresikan dengan mudahnya melalui sapuan kuas yang intuitif serta tangkas. Atau dalam bahasa Amstrong ”Saya tidak memainkannya. Gaya jazz itulah yang memainkan saya”

Blink adalah dua detik pertama yang sangat menentukan ketika kita mengamati sesuatu – dua detik – yang akan memberikan pemahaman dalam sekejap mata, yang terbentuk berkat pilihan-pilihan yang muncul dari dalam ”komputer internal” kita, alias kemampuan bawah sadar kita. Kemampuan ini oleh Malcolm Gladwell disebut ”kemampuan berpikir tanpa berpikir”. Blink menyingkapkan bahwa orang-orang pandai mengambil keputusan yang tepat bukanlah orang yang memproses paling banyak informasi atau yang sangaja menghabiskan waktu paling lama, namun orang-orang yang telah melatih diri mereka untuk menyempurnakan seni membuat cuplikan tipis-menyaring sesedikit mungkin faktor-faktor terpenting dari sejumlah kemungkinan yang menggunung.

Pandangan baru tentang bawah sadar adaptif, dipahami sebagai semacam komputer raksasaa yang dengan cepat dan secara diam-diam mengolah begitu banyak data yang diperlukan agar kita dapat tetap berfungsi sebagai manusia. Satu-satunya cara yang memungkinkan manusia bertahan hidup sebagai spesies selama ini adalah karena kita telah mengembangkan sebuah alat pembuat keputusan lain yang mampu bekerja cepat sekali berdasarkan informasi sangat sedikit.

Kita sebetulnya bolak-balik antara menggunakan modus pikir sadar dan bawah sadar, sesuai situasi.

Bahwa keputusan Geoerge Soros untuk menjual atau membeli saham adalah karena punggungnya tiba-tiba nyeri sekali. Ia betul-betul mengalami kejang dan baginya ini sebuah peringatan dini.


Kemampuan Otak Manusia

Jumlah sel otak manusia adalah satu triliun (1.000.000.000.000). Dimana sel otak beroperasi dengan membentuk kaitan yang sangat kompleks dengan puluhan ribu tetangga dan temannya, kaitan-kaitan itu terutama dibuat ketika cabang utama dan terbesarnya (akson) membuat ribuan hubungan dengan tombol kecil pada ribuan cabang dari ribuan sel otak lainnya.

Ilmuwan peneliti otak, Dr. Marian Diamond menemukan bahwa sejauh menyangkut otak, ungkapan ’gunakan atau hilangkan saja’ adalah nasihat yang sangat baik. Semakin intens, luas dan terangsang otak anda dengan aktivitas intelektual dan interaksi lingkungan, semakin banyak jalinan yang dibuat antar sel-sel. Dapat dikatakan kemudian bahwa potensi otak manusia menjadi tak terbatas.

Perlu dicatat pula proses ini dapat dioptimalkan pula dengan mengaktifkan berbagai bentuk penyerapan dan karakteristik pembelajaran yang kita miliki yang biasa disebutkan kapasitas visual, auditorial dan kinestetik. Pencerapan dan pembelajaran melalui mata (penglihatan dan pengamatan), pencerapan dan pembelajaran melalui pendengaran dan pencerapan dan pembelajaran melalui gerak seluruh tubuh. Atau secara umum juga mengaktifkan dan mengoptimalkan semua panca indera, sentuhan, penglihatan, penciuman, pendengaran dan perasa. Termasuk intuisi yang biasa disebut sebagai indera keenam.

Sebagai perbandingan seekor lebah memiliki 960.000 ribu sel otak. Apa yang bisa dilakukannya dengan jumlah itu, membangun, merawat, mengumpulkan, berkomunikasi, menghitung, menari, membedakan, makan, berkelahi, terbang, mendengar, belajar, hidup dalam komunitas yang teratur, membuat keputusan, menentukan arah, memproduksi madu, mengatur suhu, mengingat, reproduksi, melihat, mencium bau, berkerumun dalam formasi rumit (spt skuadron pesawat tempur), mencicip, berpikir dan menyentuh.

Bayangkan apa potensi seorang manusia dengan jumlah sel otak 1.041.666 kali jumlah sel otak lebah!!!!! Mari kita lihat seorang jenius penemu lampu pijar.

Psikolog ternama dari Harvard, George A. Miller, menemukan pula bahwa pikiran sadar manusia mampu menyerap 5-9 informasi dalam suatu waktu. Tetapi pikiran bawah sadar mampu menyerap lebih dari dua juta informasi setiap detiknya. Ia meliputi seluruh memori dan program pikiran yang menyeluruh sampai-sampai menyusuri kembali pengalaman dalam rahim ibu kita.

Ketrampilan otak kiri meliputi kata, logika, angka, urutan, linieritas, analisis, daftar (atau berpikir logis, sekuensial, linear, rasional) dan dengan isitilah populer dipayungi oleh kata akademik, intelektual dan bisnis. Ketrampilan otak kanan meliputi irama, kesadaran, ruang, dimensi, imajinasi, melamun, warna, kesadaran holistik, intuisi (atau berpikir acak, tidak teratur, intuitif, holistik) bisa dipayungi dengan kata-kata artistik, kreatif dan naluriah.

Salah satu metode berpikir yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi dan potensi otak kita adalah dengan metode mind map. Untuk mengetahui sekilas apa itu Mind Map, coba saja anda buka program Mind Manager di komputer anda. Menurut Tony Buzan salah satu pakar yang mempopulerkannya, mind map adalah alat berpikr kreatif yang mencerminkan cara kerja alami otak, Mind Map memungkinkan otak menggunakan semua warna, gambar dan asosiasinya dalam pola radial dan jaringan sebagaimana otak dirancang, seperti yang secara internal selalu digunakan otak, dan terhadap mana anda perlu membiarkannya membiasakan diri kembali.



Sumber bacaan dan kutipan :

1 The Lone Samurai : Kehidupan Miyamoto Musashi; Gramedia 2006
2 Musashi; Eiji Yoshikawa; Gramedia 2006
3 Sun Zi : The Art of War; Chow-Hou Wee; BIP 2006
4 33 Strategi Perang; Robert Greene; KARISMA 2007
5 Purnama Di Bukit Langit; Antologi Puisi Tiongkok Klasik; Zhou Fuyuan; Gramedia 2007
6 Ulasan Penutup Buku Purnama di Bukit Langit oleh Sapardi Djoko Damono
7 Hujan Bulan Juni; Sapardi Djoko Damono; Grasindo 1994
8 Aku Ingin Jadi Peluru; Wiji Thukul; Indonesiatera 2004
9 Minum Teh : Menjalani Kehidupan; Visuddhacara; Penerbit Karaniya
10Tiger Heart, Tiger Mind; Ron Rubin dan Stuart Avery Gold; BIP 2007-05-10
11Kisah-kisah Kebijakan Zen; Indra Gunawan; Gramedia 2005
12Goal-Free Living; Stephen M Shapiro; Elex Media Komputindo 2006
13Blink : Kemampuan Berpikir Tanpa Berpikir; Gramedia 2006
14Pratical Intuition; Laura Day; Serambi 2006
15Terapi NLP; DR. Ibrahim Elfiky; Hikmah 2007-05-10
16Mind Map; Tony Buzan; Gramedia 2006

Selasa, 11 Oktober 2011

BKC KOTA BEKASI RAIH 15 EMAS


 
LAPORAN KEGIATAN
KEJUARAAN KARATE ANTAR PELAJAR SE-WILAYAH IV JAWA BARAT
Karawang, 8-9 Oktober 2011




A.  Pendahuluan
Sesuai dengan amanat Pasal 5 ayat (2) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang diimplementasikan dengan diterbitkannya Undang-undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan ditegaskan dengan diterbitkannya Undang-undang No.3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.16 Tahun 2007 Tetang Penyelenggaraan Keolahragaan yang dijadikan dasar dalam pelaksanaan kegiatan ini. Maka dalam ragka merealisasikan peningkatan prestasi dalam hal olah raga karate, khususnya BKC di Wilayah IV Jawa Barat serta program kerja kepengurusan BKC Wilayah IV Jawa Barat yang melatar belakangi dilaksanakannya kegiatan Kejuaraan Karate Antarpelajar Se-Wilayah IV Jawa Barat yang diharapkan dengan dilaksanakannya kegiatan ini akan terciptanya kompetisi yang sehat berkesinambungan menuju prestasi yang lebih baik di masa mendatang.

Pelaksanaan Kejuaraan Karate Antarpelajar Se-Wilayah IV Jawa Barat ini merupakan kegiatan yang ke-2 kalinya, dimana kegiatan sebelumnya telah dilaksanakan di Purwakarta tahun lalu, dan rencananya tahun depan Kota Bekasi akan menjadi tuan rumah Kejuaraan Karate Antarpelajar Se-Wilayah IV Jawa Barat 2012. Direncanakan kegiatan ini akan dilaksanakan secara berkesinambungan setiap tahun, guna memperoleh ranking-ranking prestasi yang mana kelak akan dijadikan sebagai rujukan bagi cabang-cabang BKC se-Wilayah IV Jawa Barat yang teridiri dari Kota Bekasi, Kab. Bekasi, Karawang, Purwakarta dan Subang agar dijadikan tolok ukur prestasi atlet-atletnya. Maupun sebagai sarana bagi para atlet-atlet amatir yang berminat untuk melangkah ke arah profesional.

Mengingat semakin pesatnya perkembangan cabang olahraga karate saat ini, maka Kami memandang perlu kegiatan ini salahsatunya sebagai sarana pembelajaran dan peningkatan jam terbang baik bagi atlet, team manajer, team official maupun wasit/ juri dalam mensosialisasikan dan mempraktikan peraturan pertandingan (rule of competition) terbaru yang berlaku. Hal ini berkaitan dengan wawasan perkaratean yang menuntut pengetahuan yang luas dan disiplin yang tinggi.


B.  Maksud dan Tujuan
Maksud kegiatan ini adalah :
a.    Meningkatkan frekwensi kompetisi atlet-atlet berbakat dari cabang-cabang BKC se-wilayah IV Jawa Barat;
b. Terciptanya pola pembianaan olahraga karate yang terintegerasi dengan melibatkan seluruh komponen pendukung, guna tercetaknya atlet-atlet yang handal dan mampu meraih prestasi tingkat regional, nasional dan dunia;
c.    Menjadi wadah pembinaan bagi atlet-atlet amatir yang membutuhkan jam terbang dalam kejuaraan.

Tujuan kegiatan ini adalah :
a.   Sebagai sarana evaluasi prestasi bagi atlet-atlet potensial khususnya kelas pelajar yang terdiri dari kelas usia dini, pra pemula, pemula, kadet, junior dan senior;
b.      Menciptakan jenjang kompetisi yang terpadu antar cabang dalam wilayah IV Jawa Barat yang terdiri dari cabang-cabang BKC di wilayah Kota Bekasi, Kab. Bekasi, Karawang, Purwakarta dan Subang.


C.  Pelaksanaan
Kejuaraan Karate Antarpelajar Se-Wilayah IV Jawa Barat ini dilaksanakan pada :
Hari/ tanggal     :    Sabtu 8 Oktober 2011 s.d Minggu 9 Oktober 2011
Tempat              :    GOR Adhiarsa
                               Jln. Dr. Taruno, Karawang
Kegiatan ini dibuka oleh Ketua Dewan Guru BKC, Kang Iwa Rahadian Arsanata yang diawali dengan kata-kata pembukaan dan dilanjutkan dengan pertandingan pertama yaitu pada kelas Tata Gerak Usia Dini Putri. Dan ditutup oleh Bupati Karawang, H. Ade Swara setelah dipertandingkannya kelas Best of The Best Putra yang dimenangkan oleh Mahathir Muhammad yang mewakili Kota Bekasi.


D.  Perolehan mendali
Dalam  Kejuaraan Karate Antarpelajar Se-Wilayah IV Jawa Barat ini, BKC Kota Bekasi mengirimkan sebanyak 48 atlet dengan 57 kelas yang diikuti. Dari kelas usia dini hingga kelas senior, dengan perolehan medali sebagai berikut :
1.    Mendali Emas          :  15 mendali
2.    Mendali Perak         :  12 mendali
3.    Mendali Perunggu    :  4 mendali
Sehingga total perolehan mendali yang diperoleh Kota Bekasi dalam Kejuaraan Karate Antarpelajar Se-Wilayah IV Jawa Barat ini adalah sebanyak 31 mendali.
Dalam kegiatan ini pula, peserta dari SMP Negeri 6 Bekasi memperoleh predikat Juara Umum tingkat SMP se-Wilayah IV Jawa Barat dengan perolehan 3 emas, 1 perak dan 1 perunggu. Kemudian Mahathir Muhammad, peserta dari SMA Negeri 15 Bekasi memperoleh predikat Juara Best of The Best dalam kelas Junior & Senior Putra.
Berikut adalah daftar nama juara berikut kelas yang diikuti oleh Kontingen BKC Kota Bekasi :
No.
NAMA
SEKOLAH
KELAS
JUARA
1
Ayu Veronicka
SMPN 08 Bekasi
Pemula -35 Putri
1
2
Yuliah Mutiyah
SMPN 06 Bekasi
Tata Gerak
Kata Pemula Putri
Kumite Pemula Putri +35
1
1
1
3
M. Ramdani
SMPN 03 Bekasi
Kumite Kadet Putra -53
1
4
Rana Fathinah Maharani
SDN Pengasinan
Kumite Pemula Putri +30
1
5
Rico Novianto
SMAN 13 Bekasi
Kumite Junior Putra -55
1
6
Imam Taufik
SMAN 03 Bekasi
Kumite Junior Putra -67
1
7
Ratu Ganea Saffira
SDN 03 Jakasetia
Tata Gerak
Kata Pra-pemula Putri
1
1
6
Wilham Wahyono
SMPN 03 Bekasi
Kumite Pemula Putra -40
1
7
Mahathir Muhammad
SMPN 15 Bekasi
Kata Junior Putra
Kumite Junior Putra
Best of the Best Putra
1
1
1
8
Aulia Shifa Saefana
SMPN 12 Bekasi
Kumite Kadet Putri -54
1
9
Revita Saraswati

Kumite Pemula Putri +35
2
10
Andi Majika

Tata Gerak
Kata Kadet Putra
2
2
11
Suci Eka Nurfitri
SDN Bojong Rawa Lumbu 01
Kumite Prapemula Putri +30
2
12
Ari Ashari
SMPN 03 Bekasi
Kumite Junior Putra -61
2
13
Tito Kurniawan
SDN Bojong Menteng 02
Kumite Prapemula Putra+35
2
14
R. Tubagus Nur Satria W.
SMPN 06 Bekasi
Kumite Kadet Putra -52
2
15
Samara Halfa
SDN 06 Cibuntu
Kumite Pemula Putri +30
2
16
Wiwin Widaningsih
SMPN 01 Setu
Kumite Pemula Putri -35
2
17
Mahathir Muhammad
SMPN 15 Bekasi
Tata Gerak
2
18
Hudan
SMPN 225 Jakarta
Kumite Kadet Putra -57
2
19
Atika Khoirunisa
SMPN 03 Bekasi
Kumite Kadet Putri -54
2
20
Anisa Azzahra
SDN Bojong Rawa Lumbu 01
Kumite Prapemula Putri +30
3
21
Hanif Lutfiari Prasetyo
SD Nurul Ikhlas
Kumite Pemula Putra +35
3
22
R. Tubagus Nur Satria W.
SMPN 06 Bekasi
Tata Gerak
3
23
Sisca Revita Suwandi
SDN 06 Cibuntu
Kumite Pemula Putri +35
3


E.  Peserta
Peserta yang berpartisipasi dalam Kejuaraan Karate Antarpelajar Se-Wilayah IV Jawa Barat adalah pelajar-pelajar dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan tingkat Sekolah Menengah Atas yang berada di bawah kepengurusan BKC Wilayah IV Jawa Barat yang terdiri dari cabang-cabang BKC Kota Bekasi, Kab. Bekasi, Karawang, Purwakarta dan Subang.
Kota Bekasi sendiri dalam Kejuaraan Karate Antarpelajar Se-Wilayah IV Jawa Barat mengirimkan sebanyak 48 (emapt puluh delapan) atlet dengan 57 (lima puluh tujuh) kelas yang diikuti, 1 (satu) orang Manajer Team, 7 (tujuh) orang Officials dan 3 (tiga) orang wasit/ juri yang bertugas di lapangan selama berjalannya kegiatan.
 

F.   Kontingen
Kontingen BKC Kota Bekasi yang terlibat dalam Kejuaraan Karate Antarpelajar Se-Wilayah IV Jawa Barat ini adalah terdiri dari :
1.    Pelindung                 :    Yanuar Patopang A. (Ketua Harian BKC Kota Bekasi)
2.    Manajer                   :    Dudi Kurniadi, S.IP
3.    Officials                   :     -    Iman Cahyadi, SE.
-       Akmad Dwi Hertanto, ST.
-       Susy Kustanti, SH.
-       H. Undang Hermansyah, SE.
-       Deden Suparman
-       Istiyati
-       Diana
4.    Pelatih Kumite         :    Dudi Nurhadi, SE.
Asisten                     :    Rahendra Y.S
5.    Pelatih Kata             :    Devie Aprilianti, A.Md
Asisten                     :    Bondhan A. Pratomo, SH.
6.    Wasit/ Juri                :     -    Hendra Sudrajat (FORKI Nasional)
-       Devie Aprilianti, A.Md (FORKI Nasional)
-       Bondhan A. Pratomo, SH. (FORKI Jawa Barat/ KOI)
7.    Atlet                         :   
1.
Andi Majika
2.
Ari Ashari
3.
Atika Khoirunisa
4.
Aulia Syifa Saefana
5.
Ayu Veronicka
6.
Bhimo Wira Sanjaya
7.
Imam Taufik
8.
Mahatir Muhammad
9.
Muhamad Ramadani
10.
R. Tubagus Nur Satria W.
11.
Rana Fathinah Maharani
12.
Rico Novianto
13.
Wilham Wahyono
14.
Yuliah Mutiah
15.
Indriyani PL
16
Suci Eka Nurfitri
17.
Anisa Azzahra
18.
Gafur Anwar
19.
Rio Saputro
20.
Renadi Aji Candra
21.
M. Fadillah Rahman
22.
Tito Kurniawan
23.
M. Ilham
24.
Kunto Abimanyu
25.
Syamsuryadinata
26.
Misin Afandi
27.
Rekoba Betan Novianto
28.
Rizki Ismawan
29.
Regie Putra Pratama I
30.
Ikhsan Naufal Aziz
31.
Ficky Sahara
32.
Andreas Panangian
33.
Besman Jemmi
34.
Revita Sarras
35.
Ratu Ghania saffira
36.
Hudan
37.
Rizki Ananda Halifah
38.
Linkan Ranita
39.
Safrizal Muslim
40.
Rizka Aulia Putri
41.
Alliyah Meidina Atmaja
42.
Sisca Revita Suwandi
43.
Fiqih Fadilah
44.
Wiwin Widaningsih
45.
Fatih Maulana Azka
46.
Riki Salama
17.
Rino Ristanta
48.
Felomenaria Saores

Sehingga total anggota Kontingen Tim BKC Kota Bekasi adalah berjumlah 62 (enam puluh dua) orang.

G. Penutup
Demikian Laporan Kegiatan yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Atas perhatian dan kerjasamanya, Kami mengucapkan banyak terima-kasih.

Bekasi, 10 Oktober 2011
Tim Manajerial Kejuaraan Karate BKC Kota Bekasi
Team Manager;




( Dudi Kurniadi, SIP. )
MSH DAN I
Sekretaris ;




( Bondhan A. Pratomo, SH. )
MSH DAN III



Mengetahui/ Menyetujui
Kepala Staff Pelatih BKC Cabang Kota Bekasi;





( Deden Suparman )
MSH DAN V