Pertanyaan Miyamoto Musashi Tentang JALAN-ZEN : Seberapa Tangguh Ujung Pedangmu, Ujung Kuasmu, Ujung Kata-katamu?
Prolog
Seorang murid bertanya ”Apa itu Kehidupan Sejati? Dalam kebisuan guru Zen yang bijak menulis kata ”perhatian” di pasir. Pasti ada jalan yang lain, kata muridnya. Ya, ada jawab guru itu dan ia lagi-lagi menulis kata ”perhatian” di pasir. Tapi bukankah ada yang lain? Tanya si murid. Guru itu terdiam sejenak sebelum sekali lagi menulis kata ”perhatian”. Kini di pasir tertulis pesan ”Perhatian. Perhatian. Perhatian” (adaptasi dari tiger heart, tiger mind)
Jalan Pedang Musashi
Musashi ”The Lone Samurai” (begitu William Scott Wilson Penulis Biografi Musashi menjulukinya) yang hidup antara tahun 1584-1645 telah mengalami dan memenangkan 60 kali duel dan terlibat dalam 6 kali pertempuran dalam perang besar antara umur tiga belas sampai dua pulau sembilan tahun. Selain maestro pedang, Musashi juga seorang seniman maestro serba bisa (paling menonjol sebagai pelukis terkemuka). Bagi banyak orang Jepang, Jalan Musashi adalah teladan kisah manusia sejati atau pencarian manusia akan jalan yang benar dan ganjaran yang akhirnya diperoleh dari jalan tersebut.
Popularitas Musashi memang luar biasa. Novel Musashi yang ditulis Eiji Yoshikawa di Jepang saja terjual di angka 120 juta. Ini mengejutkan karena penduduk Jepang saja hanya berjumlah 110 juta orang. Bisa jadi buku ini dan Musashi telah turut membentuk watak Jepang Modern (JB Kristanto dalam pengantar novel Musashi). Novel Musashi yang pernah dimuat di harian Kompas sebagai cerbung dan kemudian diterbitkan Gramedia adalah versi ringkas dari naskah aslinya dengan tebal 26.000 halaman.
Musashi mengasah kekuatan observasi dan intuisi melalui disiplin yang luar biasa– yang ia junjung tinggi jauh melebihi teknik- sampai ketingkat yang luar biasa.
Meskipun ia menghormati pedang, ia tidak terpaku pada kegunaannya dan dengan senang hati menggunakan apapun yang bisa diraih ketika berhadapan dengan lawan. Ia mendorong murid-muridnya untuk tidak terobsesi apapun atau mengandalkan apapun, termasuk pedang yang justru merupakan roh samurai.
Dalam gayaku pedang tidak mengenal pintu masuk atau kerahasiaan dan tidak mengenal adanya kuda-kuda terbaik. Yang penting hanyalah mengamati keutamaannya dengan pikiran. Itulah esensi seni bela diri.
Kekuatan Observasi
Musashi :
Dalam menggunakan mata, lakukanlah dengan cara luas dan menyeluruh. Ada pengamatan dan ada penglihatan. Mata pengamatan itu kuat. Mata penglihatan itu lemah. Melihat yang jauh sebagai dekat, dan yang dekat sebagai jauh, adalah sangat mendasar dari seni bela diri. Mengenali pedang lawanmu, tetapi tanpa melihatnya sama sekali, adalah sangat penting dalam seni bela diri.
Takuan :
Ketika menghadapi sebatang pohon, jika kau mengamati salah satu daunnya yang merah, kau tidak akan melihat semua daun yang lain. Ketika mata tidak diarahkan pada selembar daun manapun, dan kau menghadapi pohon itu tanpa memikirkan apa pun dalam benakmu, berapa pun jumlah daun akan terlihat dimatamu tanpa batas. Tetapi jika selembar daun menguasai mata, maka seakan-akan pohon tidak ada.
Sebuah video yang dikembangkan Universitas Illinois untuk memperlihatkan kemampuan otak, menayangkan enam orang berpakaian kaos. Tiga orang mengenakan kaus putih dan tiga lainnya kaus hitam. Masing-masing tim yang terdiri atas tiga orang itu memegang bola basket. Sebelum memutar video itu instruktur menceritakan kepada audiens bahwa ini adalah tes kemampuan mereka untuk berfokus dan memperhatikan arah. Tugas mereka adalah menghitung berpa kali tim berkaus putih saling melempar bola di antara para anggotanya. Baru setelah itu ditayangkan video berdurasi 45 menit itu. Setelah itu ketika ditanyakan beberapa menghitung 15. Lebih banyak yang menghitung 16 dan yang terbanyak menghitung 17. Ternyata yang benar adalah 18. Namun bukan itu yang benar-benar penting. Oleh karena 95 persen audiens benar-benar tidak melihat kejadian luar biasa janggal dalam tayangan video tersebut, instruktur memutar untuk kedua kalinya. Kali ini, instruktur meminta audiense untuk tidak menghitung, cukup menonton saja. Kira-kira separo jalan penanyangan, penonton tercengang ketika gorila besar berbulu (sebenarnya manusia berkostum gorilla) berjalan lurus melintas lapangan basket, memukul-mukul dadanya, lalu pergi. Kurang dari 5 persen penonton yang melihat kejadian itu pada kesempatan pertama. Kenyataanya mayoritas penonton tidak percaya saat instruktur menayangkan video untuk kedua kalinya. Ini merupakan ilustrasi menarik tentang kekuatan dan bahaya fokus.
Kau mesti menyelidiki hal ini dengan seksama – ungkapan yang paling sering disebut Musashi dalam kitabnya Kitab Lima Lingkaran
Dalam lukisan Zen, segala sesuatu yang tidak penting dibuang dan setiap sapuan kuas yang tak boleh diulang digerakkan dengan intensitas dan energi yang berdisiplin dari sang seniman.
Tujuan taman menjadi suatu katalisator untuk meditasi dan kontemplasi. Fenomena alami mulai dianggap sarat dengan makna yang lebih mendalam tentang alam semesta. Rancangan taman kemudian cenderung sibuk mengetengahkan esensi bukan memamerkan alam dalam segala kekayaannya. Terdapat kapasitas kuat untuk menyuling unsur-unsur alam sampai ke yang paling abstrak dan esensial. Penekanannya sering diberikan kepada ruang atau kehampaan bukan pada aneka dedaunan. Dengan demikian untuk sampai kesana, perancang taman haruslah orang yang memahami konsep-konsep Budha yang terlibat di dalamnya, serta mengenal betul pernik-pernik alam.
Prolog
Seorang murid bertanya ”Apa itu Kehidupan Sejati? Dalam kebisuan guru Zen yang bijak menulis kata ”perhatian” di pasir. Pasti ada jalan yang lain, kata muridnya. Ya, ada jawab guru itu dan ia lagi-lagi menulis kata ”perhatian” di pasir. Tapi bukankah ada yang lain? Tanya si murid. Guru itu terdiam sejenak sebelum sekali lagi menulis kata ”perhatian”. Kini di pasir tertulis pesan ”Perhatian. Perhatian. Perhatian” (adaptasi dari tiger heart, tiger mind)
Jalan Pedang Musashi
Musashi ”The Lone Samurai” (begitu William Scott Wilson Penulis Biografi Musashi menjulukinya) yang hidup antara tahun 1584-1645 telah mengalami dan memenangkan 60 kali duel dan terlibat dalam 6 kali pertempuran dalam perang besar antara umur tiga belas sampai dua pulau sembilan tahun. Selain maestro pedang, Musashi juga seorang seniman maestro serba bisa (paling menonjol sebagai pelukis terkemuka). Bagi banyak orang Jepang, Jalan Musashi adalah teladan kisah manusia sejati atau pencarian manusia akan jalan yang benar dan ganjaran yang akhirnya diperoleh dari jalan tersebut.
Popularitas Musashi memang luar biasa. Novel Musashi yang ditulis Eiji Yoshikawa di Jepang saja terjual di angka 120 juta. Ini mengejutkan karena penduduk Jepang saja hanya berjumlah 110 juta orang. Bisa jadi buku ini dan Musashi telah turut membentuk watak Jepang Modern (JB Kristanto dalam pengantar novel Musashi). Novel Musashi yang pernah dimuat di harian Kompas sebagai cerbung dan kemudian diterbitkan Gramedia adalah versi ringkas dari naskah aslinya dengan tebal 26.000 halaman.
Musashi mengasah kekuatan observasi dan intuisi melalui disiplin yang luar biasa– yang ia junjung tinggi jauh melebihi teknik- sampai ketingkat yang luar biasa.
Meskipun ia menghormati pedang, ia tidak terpaku pada kegunaannya dan dengan senang hati menggunakan apapun yang bisa diraih ketika berhadapan dengan lawan. Ia mendorong murid-muridnya untuk tidak terobsesi apapun atau mengandalkan apapun, termasuk pedang yang justru merupakan roh samurai.
Dalam gayaku pedang tidak mengenal pintu masuk atau kerahasiaan dan tidak mengenal adanya kuda-kuda terbaik. Yang penting hanyalah mengamati keutamaannya dengan pikiran. Itulah esensi seni bela diri.
Kekuatan Observasi
Musashi :
Dalam menggunakan mata, lakukanlah dengan cara luas dan menyeluruh. Ada pengamatan dan ada penglihatan. Mata pengamatan itu kuat. Mata penglihatan itu lemah. Melihat yang jauh sebagai dekat, dan yang dekat sebagai jauh, adalah sangat mendasar dari seni bela diri. Mengenali pedang lawanmu, tetapi tanpa melihatnya sama sekali, adalah sangat penting dalam seni bela diri.
Takuan :
Ketika menghadapi sebatang pohon, jika kau mengamati salah satu daunnya yang merah, kau tidak akan melihat semua daun yang lain. Ketika mata tidak diarahkan pada selembar daun manapun, dan kau menghadapi pohon itu tanpa memikirkan apa pun dalam benakmu, berapa pun jumlah daun akan terlihat dimatamu tanpa batas. Tetapi jika selembar daun menguasai mata, maka seakan-akan pohon tidak ada.
Sebuah video yang dikembangkan Universitas Illinois untuk memperlihatkan kemampuan otak, menayangkan enam orang berpakaian kaos. Tiga orang mengenakan kaus putih dan tiga lainnya kaus hitam. Masing-masing tim yang terdiri atas tiga orang itu memegang bola basket. Sebelum memutar video itu instruktur menceritakan kepada audiens bahwa ini adalah tes kemampuan mereka untuk berfokus dan memperhatikan arah. Tugas mereka adalah menghitung berpa kali tim berkaus putih saling melempar bola di antara para anggotanya. Baru setelah itu ditayangkan video berdurasi 45 menit itu. Setelah itu ketika ditanyakan beberapa menghitung 15. Lebih banyak yang menghitung 16 dan yang terbanyak menghitung 17. Ternyata yang benar adalah 18. Namun bukan itu yang benar-benar penting. Oleh karena 95 persen audiens benar-benar tidak melihat kejadian luar biasa janggal dalam tayangan video tersebut, instruktur memutar untuk kedua kalinya. Kali ini, instruktur meminta audiense untuk tidak menghitung, cukup menonton saja. Kira-kira separo jalan penanyangan, penonton tercengang ketika gorila besar berbulu (sebenarnya manusia berkostum gorilla) berjalan lurus melintas lapangan basket, memukul-mukul dadanya, lalu pergi. Kurang dari 5 persen penonton yang melihat kejadian itu pada kesempatan pertama. Kenyataanya mayoritas penonton tidak percaya saat instruktur menayangkan video untuk kedua kalinya. Ini merupakan ilustrasi menarik tentang kekuatan dan bahaya fokus.
Kau mesti menyelidiki hal ini dengan seksama – ungkapan yang paling sering disebut Musashi dalam kitabnya Kitab Lima Lingkaran
Dalam lukisan Zen, segala sesuatu yang tidak penting dibuang dan setiap sapuan kuas yang tak boleh diulang digerakkan dengan intensitas dan energi yang berdisiplin dari sang seniman.
Tujuan taman menjadi suatu katalisator untuk meditasi dan kontemplasi. Fenomena alami mulai dianggap sarat dengan makna yang lebih mendalam tentang alam semesta. Rancangan taman kemudian cenderung sibuk mengetengahkan esensi bukan memamerkan alam dalam segala kekayaannya. Terdapat kapasitas kuat untuk menyuling unsur-unsur alam sampai ke yang paling abstrak dan esensial. Penekanannya sering diberikan kepada ruang atau kehampaan bukan pada aneka dedaunan. Dengan demikian untuk sampai kesana, perancang taman haruslah orang yang memahami konsep-konsep Budha yang terlibat di dalamnya, serta mengenal betul pernik-pernik alam.
Kekuatan Intuisi
Aku tidak dikalahkan oleh musuh karena aku tidak menggubris nyawaku sendiri. Aku hanya masuk dan menyerang.
Dalam buku Lima Lingkaran disebutkan dengan Buku Air, Musashi membeberkan betapa air adalah sumber inspirasi untuk mencapi kemenangan. Fleksibel, bebas dan terbuka serta akal budi berlabuh senantiasa di pusat; tenang tetapi tetap siaga; relaks namun tidak melantur. Sikap itu dipertahankan dalam situasi apapun. Sewaktu bertemu lawan atau kawan.
Air tidak mengalah dan tidak mengalahkan, namun kalau dia terlalu dipojokkan, secara alami dia dapat menjadi sangat berbahaya. Diluar dugaan, tanpa perhitungan, air dapat berubah menjadi gelombang tsunami yang bergelora, yang maha dasyat, yang meluluh lantakan semua, tanpa dia dapat dilawan ataupun dibendung. (Indra Gunawan)
Teori tidak mungkin melengkapi pikiran dengan rumusan untuk memecahkan masalah, juga tidak mungkin menandai jalan sempit di mana terdapat solusi tunggal dengan merencanakan batasan prinsip di kedus sisinya. Akan tetapi mungkin teori memberi pikiran wawasan tentang fenomena dan hubungan-hubungannya, sehingga membebaskan pikiran untuk naik kedunia tindakan yang lebih tinggi. Di sana pikiran dapat menggunakan seluruh talenta hakikinya hingga kapasitas penuh, untuk merebut apa yang benar dan tepat seolah-olah hal itu merupakan respon terhadap tantangan di depan mata dan bukan produk suatu pemikiran.
On War, Carl Von Clausewitz, 1780-1831
Ketika kita bertempur, kita tidak membawa serta buku apa pun
Mao Tse-Tung, 1893-1976
Siapapun sanggup merencanakan operasi militer, namun tidak banyak yang sanggup berperang, sebab hanya jenius militer sejati yang sanggup menangani perkembangan dan keadaan. Napoleon Bonaparte, 1769-1821
Pahami ajaran abadi seputar inspirasi dan penyerapan yang disampaikan para pelukis Cina kepada siswa pemula ”Meditasikan bambu sampai kalian menjadi bambu itu sendiri, kemudian warnai diri kalian sendiri”. Dengan memasuki obyek yang akan mereka lukis hingga titik keduanya melebur, maka kehidupan batin dan keindahan estetik dari obyek lukisan akan terekspresikan dengan mudahnya melalui sapuan kuas yang intuitif serta tangkas. Atau dalam bahasa Amstrong ”Saya tidak memainkannya. Gaya jazz itulah yang memainkan saya”
Blink adalah dua detik pertama yang sangat menentukan ketika kita mengamati sesuatu – dua detik – yang akan memberikan pemahaman dalam sekejap mata, yang terbentuk berkat pilihan-pilihan yang muncul dari dalam ”komputer internal” kita, alias kemampuan bawah sadar kita. Kemampuan ini oleh Malcolm Gladwell disebut ”kemampuan berpikir tanpa berpikir”. Blink menyingkapkan bahwa orang-orang pandai mengambil keputusan yang tepat bukanlah orang yang memproses paling banyak informasi atau yang sangaja menghabiskan waktu paling lama, namun orang-orang yang telah melatih diri mereka untuk menyempurnakan seni membuat cuplikan tipis-menyaring sesedikit mungkin faktor-faktor terpenting dari sejumlah kemungkinan yang menggunung.
Pandangan baru tentang bawah sadar adaptif, dipahami sebagai semacam komputer raksasaa yang dengan cepat dan secara diam-diam mengolah begitu banyak data yang diperlukan agar kita dapat tetap berfungsi sebagai manusia. Satu-satunya cara yang memungkinkan manusia bertahan hidup sebagai spesies selama ini adalah karena kita telah mengembangkan sebuah alat pembuat keputusan lain yang mampu bekerja cepat sekali berdasarkan informasi sangat sedikit.
Kita sebetulnya bolak-balik antara menggunakan modus pikir sadar dan bawah sadar, sesuai situasi.
Bahwa keputusan Geoerge Soros untuk menjual atau membeli saham adalah karena punggungnya tiba-tiba nyeri sekali. Ia betul-betul mengalami kejang dan baginya ini sebuah peringatan dini.
Kemampuan Otak Manusia
Jumlah sel otak manusia adalah satu triliun (1.000.000.000.000). Dimana sel otak beroperasi dengan membentuk kaitan yang sangat kompleks dengan puluhan ribu tetangga dan temannya, kaitan-kaitan itu terutama dibuat ketika cabang utama dan terbesarnya (akson) membuat ribuan hubungan dengan tombol kecil pada ribuan cabang dari ribuan sel otak lainnya.
Ilmuwan peneliti otak, Dr. Marian Diamond menemukan bahwa sejauh menyangkut otak, ungkapan ’gunakan atau hilangkan saja’ adalah nasihat yang sangat baik. Semakin intens, luas dan terangsang otak anda dengan aktivitas intelektual dan interaksi lingkungan, semakin banyak jalinan yang dibuat antar sel-sel. Dapat dikatakan kemudian bahwa potensi otak manusia menjadi tak terbatas.
Perlu dicatat pula proses ini dapat dioptimalkan pula dengan mengaktifkan berbagai bentuk penyerapan dan karakteristik pembelajaran yang kita miliki yang biasa disebutkan kapasitas visual, auditorial dan kinestetik. Pencerapan dan pembelajaran melalui mata (penglihatan dan pengamatan), pencerapan dan pembelajaran melalui pendengaran dan pencerapan dan pembelajaran melalui gerak seluruh tubuh. Atau secara umum juga mengaktifkan dan mengoptimalkan semua panca indera, sentuhan, penglihatan, penciuman, pendengaran dan perasa. Termasuk intuisi yang biasa disebut sebagai indera keenam.
Sebagai perbandingan seekor lebah memiliki 960.000 ribu sel otak. Apa yang bisa dilakukannya dengan jumlah itu, membangun, merawat, mengumpulkan, berkomunikasi, menghitung, menari, membedakan, makan, berkelahi, terbang, mendengar, belajar, hidup dalam komunitas yang teratur, membuat keputusan, menentukan arah, memproduksi madu, mengatur suhu, mengingat, reproduksi, melihat, mencium bau, berkerumun dalam formasi rumit (spt skuadron pesawat tempur), mencicip, berpikir dan menyentuh.
Bayangkan apa potensi seorang manusia dengan jumlah sel otak 1.041.666 kali jumlah sel otak lebah!!!!! Mari kita lihat seorang jenius penemu lampu pijar.
Psikolog ternama dari Harvard, George A. Miller, menemukan pula bahwa pikiran sadar manusia mampu menyerap 5-9 informasi dalam suatu waktu. Tetapi pikiran bawah sadar mampu menyerap lebih dari dua juta informasi setiap detiknya. Ia meliputi seluruh memori dan program pikiran yang menyeluruh sampai-sampai menyusuri kembali pengalaman dalam rahim ibu kita.
Ketrampilan otak kiri meliputi kata, logika, angka, urutan, linieritas, analisis, daftar (atau berpikir logis, sekuensial, linear, rasional) dan dengan isitilah populer dipayungi oleh kata akademik, intelektual dan bisnis. Ketrampilan otak kanan meliputi irama, kesadaran, ruang, dimensi, imajinasi, melamun, warna, kesadaran holistik, intuisi (atau berpikir acak, tidak teratur, intuitif, holistik) bisa dipayungi dengan kata-kata artistik, kreatif dan naluriah.
Salah satu metode berpikir yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi dan potensi otak kita adalah dengan metode mind map. Untuk mengetahui sekilas apa itu Mind Map, coba saja anda buka program Mind Manager di komputer anda. Menurut Tony Buzan salah satu pakar yang mempopulerkannya, mind map adalah alat berpikr kreatif yang mencerminkan cara kerja alami otak, Mind Map memungkinkan otak menggunakan semua warna, gambar dan asosiasinya dalam pola radial dan jaringan sebagaimana otak dirancang, seperti yang secara internal selalu digunakan otak, dan terhadap mana anda perlu membiarkannya membiasakan diri kembali.
Sumber bacaan dan kutipan :
1 The Lone Samurai : Kehidupan Miyamoto Musashi; Gramedia 2006
2 Musashi; Eiji Yoshikawa; Gramedia 2006
3 Sun Zi : The Art of War; Chow-Hou Wee; BIP 2006
4 33 Strategi Perang; Robert Greene; KARISMA 2007
5 Purnama Di Bukit Langit; Antologi Puisi Tiongkok Klasik; Zhou Fuyuan; Gramedia 2007
6 Ulasan Penutup Buku Purnama di Bukit Langit oleh Sapardi Djoko Damono
7 Hujan Bulan Juni; Sapardi Djoko Damono; Grasindo 1994
8 Aku Ingin Jadi Peluru; Wiji Thukul; Indonesiatera 2004
9 Minum Teh : Menjalani Kehidupan; Visuddhacara; Penerbit Karaniya
10Tiger Heart, Tiger Mind; Ron Rubin dan Stuart Avery Gold; BIP 2007-05-10
11Kisah-kisah Kebijakan Zen; Indra Gunawan; Gramedia 2005
12Goal-Free Living; Stephen M Shapiro; Elex Media Komputindo 2006
13Blink : Kemampuan Berpikir Tanpa Berpikir; Gramedia 2006
14Pratical Intuition; Laura Day; Serambi 2006
15Terapi NLP; DR. Ibrahim Elfiky; Hikmah 2007-05-10
16Mind Map; Tony Buzan; Gramedia 2006