Mengumbar wajah sangar tanpa senyum dan sedikit bicara. Takuma Tsurugi, seorang "tukang pukul bayaran" dan pembuat onar sangat ditakuti oleh lawan-lawannya. Aksi baku hantam yang ultra keras dan tanpa ampun menjadi gayanya. Berjalan kesana kemari, Takuma lebih mirip mesin ganas yang ingin membunuh semua lawannya. Meski tidak sekeren Bruce Lee dalam Enter The Dragon, aksi Sonny Chiba sebagai Takuma Tsurugi dalam The Street Fighter mendapat acungan jempol.
Berkaitan dengan kesuksesannya sebagai aktor, Chibapun turut membagi rahasianya:
Boleh saja orang tidak setuju dengan pendapat Chiba, namun harus diakui Chiba adalah salah satu legenda film Jepang. Lebih jauh, Chiba adalah satu contoh orang Jepang yang senantiasa bersikap profesional dalam pekerjaannya. Tidak berlebih-lebihan jika totalitasnya dalam berkarya menjadi inspirasi bagi aktor muda Jepang. (Fokushotokan.com)
Sonny Chiba lahir tahun 1939 di prefektur Fukuoka dengan nama Sadao Maeda. Sebagai anak kedua dari lima bersaudara, tidak ada yang istimewa dalam kehidupan awalnya. Ayahnya bekerja sebagai pilot uji pesawat dalam kemiliteran dan harus menghidupi keluarga besar itu. Sejak kecil Chiba sangat gemar dengan olah raga senam dan teater. Keseriusannya dalam senam berlanjut hingga bangku universitas. Saat itu Chiba aktif dalam sebuah klub senam di Universitas Nippon Taiiku. Kemampuan Chiba dalam senam sebenarnya cukup layak untuk masuk dalam tim olimpiade. Sayangnya cedera pinggul yang didapat dari bekerja sambilan sebagai buruh bangunan membuatnya harus mengubur impian itu. Setelah kegagalan itu Chiba mulai aktif berlatih dalam banyak bela diri.
Perkenalan Chiba dengan karate dimulai setelah dirinya berjumpa dengan salah satu nama besar dalam dunia karate yaitu Masutatsu Oyama. Chiba seakan menemukan semangat baru setelah kegagalannya masuk dalam tim olimpiade. Sejak itulah Chiba berlatih bersama Oyama dibawah bendera Kyokushinkai. Minat Chiba dalam bela diri ternyata sangat besar terbukti dari banyaknya bela diri tradisional Jepang yang diikutinya. Selain peringkat shodan dalam Kyokushinkai, Chiba juga belajar bela diri lain yaitu judo (nidan), kendo (shodan), ninjutsu (yondan), Goju-ryu karate (nidan) dan Shorinji Kempo (shodan). Terlatih dalam banyak bela diri sebenarnya sudah menjadi modal awal bagi Chiba untuk masuk ke akting. Namun saat itu belum ada pikiran dalam benak Chiba untuk menekuni dunia senia peran.
Tahun 1960-an Toei Studios tengah mencari aktor untuk film mereka. Dalam ajang pencarian bakat yang disebut “Wajah Baru” itu Toei kemudian menemukan Chiba. Chiba kemudian menerima tawaran Toei untuk membintangi film sains fiksi berjudul “Uchu Kaisoku-ken” (Invasi Makhluk Neptune). Film itu menjadi film layar lebarnya yang pertama dan lumayan sukses. Sebelum itu aksi Chiba sebagai aktor sebenarnya sudah dimulai di beberapa tokusatsu (superhero gaya Jepang) yang diputar di stasiun TV lokal. Setelah berkarir dalam film, Chiba mengganti namanya yang semula Sadao Maeda menjadi Sonny Chiba. Nama itu diambil setelah hubungan Chiba yang mengiklankan mobil bernama “Sunny S” produksi Toyota. Namun kadang-kadang Chiba juga menggunakan nama Shinichi Chiba sebagai nama panggungnya. Bisa jadi pertemuan Chiba dengan Toei Studios hanyalah kebetulan saja, namun sejak itu Chiba sangat sibuk berakting dalam banyak film. Film yang dibintangi Chiba umumnya bergenre kisah kriminal gaya Jepang semacam yakuza.
Tahun 1970 Chiba mendirikan Japan Action Club (JAC), semacam sekolah pelatihan bagi calon aktor untuk film laga atau aktor pengganti. Sekitar tahun 1973 masyarakat dunia sedang menggandrungi film laga yang dibintangi Bruce Lee. Chiba yang sibuk dengan JAC memutuskan kembali ke layar lebar dengan membintangi film The Street Fighter (1974). Film itu meraup sukses, hingga dalam tahun itu saja telah dibuatkan 3 sekuelnya: Return of The Street Fighter (1974), Sister Street Fighter (1974) dan The Street Fighter Last Revenge (1974). Film itu mempertahankan gaya khas Chiba yang anti hero, orang bayaran yang mau melakukan apapun demi hadiah, sedikit bicara dan aksi langsung dengan kekerasan. Meski berlawanan dengan gaya Bruce Lee yang “clean hero”, sejak film itu sukses nama Chiba menjadi diperhitungkan dalam kancah film internasional hingga 20 tahun berikutnya. Bahkan Chiba sebenarnya sempat akan beradu akting dengan Bruce Lee. Sayangnya kematian Bruce Lee yang mendadak membuat produser membatalkan proyek itu.
Meski “langganan” dengan model karakter berandalan, Chiba sempat berakting sebagai jagoan dalam film bergenre karate. Film karate pertama yang dibintanginya adalah Champion of Death (Karate Bull Fighter) yang tayang tahun 1975. Film yang mengisahkan perjalan hidup pendiri Karate Kyokushinkai itu sukses hingga dibuatkan sekuelnya yaitu Karate Bearfighter (1975) dan Karate for Life (1977). Di ketiga film itu Chiba berperan sebagai tokoh utamanya yaitu Masutatsu Oyama. Melihat background Chiba dari Kyokushinkai, tidak mengherankan jika dirinya tidak kesulitan mengadaptasi karakter tokoh utamanya. Selain berperan sebagai Masutatsu Oyama masih ada pula film bertema karate dari Chiba yaitu Karate Kiba (The Bodyguard) dan Karate Warriors yang keduanya diproduksi tahun 1976.
Salah satu cover video Sonny Chiba sebagai Masutatsu Oyama
Sukses film The Street Fighter agaknya menginspirasi sutradara terkenal Quentin Tarantino. Tahun 1993 Tarantino yang saat itu masih menjadi sutradara film indie memproduksi True Romance. Dalam film itu Tarantino banyak menggunakan image dan referensi dari film The Street Fighter. Namun kesempatan Tarantino berkolaborasi dengan Chiba baru terjadi tahun 2003 dalam Kill Bill: Vol. 1. Dalam film yang sedikit sadis (kalau tidak disensor) itu Chiba kebagian peran sebagai pembuat pedang Jepang bernama Hanzo Hattori. Film itu meraup untung besar hingga dibuatkan sekuelnya. Sebelum itu Chiba sebenarnya pernah berperan sebagai ninja Hattori dalam Kage no Gundan (1982) yang pernah diputar di Indonesia. Sosok Chiba dalam Kage no Gundan kemudian digunakan oleh produser mainan elektronik SEGA sebagai opening dalam game berjudul The Revenge of Shinobi.
Meski saat ini dunia perfilman di Jepang sekarang banyak dihiasi wajah-wajah baru, nama Chiba sebagai aktor senior tidak terpinggirkan. Bahkan Hollywood masih mempercayakan film mereka untuk dibintangi Chiba. Kesempatan yang sangat langka karena belum tentu aktor Jepang mendapat kesempatan itu. Bagi penggemar film aksi balap jalanan tentu akan melihat akting Chiba dalam The Fast and The Furious: Tokyo Drift (2006). Film itu adalah sekuel dari The Fast and Furious yang dibintangi oleh Vin Diesel. Tidak berhenti sampai disitu, Chiba yang usianya hampir 70 tahun masih mampu menunjukkan kualitas aktingnya dalam film berjudul Oyaji (2007). Luar biasa memang, Chiba telah membintangi tidak kurang dari 152 judul film sepanjang karirnya. Jumlah itu belum termasuk J-dorama (drama TV Jepang) yang dibintanginya.
Berkaitan dengan kesuksesannya sebagai aktor, Chibapun turut membagi rahasianya:
“Tubuh seorang seharusnya penuh dengan emosi, apakah itu gembira atau sedih, suka atau duka, marah atau sabar. Kau harus mengekspresikan diri dengan seluruh tubuhmu. Aktor Jepang biasanya tidak melakukan ini. Apa yang kulakukan sebagai aktor laga adalah apa yang harus dilakukan setiap aktor. Akting adalah drama. Jika kita tidak mampu membuat penonton tertawa, tersenyum atau menangis bersama kita, kita bukanlah aktor. Barangkali terdengar idealis – namun itu benar”.
Boleh saja orang tidak setuju dengan pendapat Chiba, namun harus diakui Chiba adalah salah satu legenda film Jepang. Lebih jauh, Chiba adalah satu contoh orang Jepang yang senantiasa bersikap profesional dalam pekerjaannya. Tidak berlebih-lebihan jika totalitasnya dalam berkarya menjadi inspirasi bagi aktor muda Jepang. (Fokushotokan.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar